Tuesday, 20 August 2013
Thursday, 15 August 2013
Wednesday, 14 August 2013
SELAYANG PANDANG PPA
NURUL HUDA SINGOSARI, MALANG
SEJARAH
Dalam sejarahnya, Pondok Pesantren Al
Qur’an Nurul Huda berdiri pada tahun 1973 M atas dasar tuntutan dan dorongan
kondisi bacaan Al Qur’an di masyarakat yang masih cukup memprihatinkan. Bahkan
untuk mencari sosok Hafidz (orang yang hafal Al Qur’an) pada saat itu sangat
sulit sekali. Berangkat dari kondisi yang demikian itulah, kemudian pondok
Pesantren Al Qur’an Nurul Huda berkembang dan mendapat dukungan positif dan
kepercayaan dari masyarakat luas. Dukungan tersebut berasal dari para Kyai,
Ulama, Tokoh Masyarakat, serta masyarakat sekitar agar Pondok Pesantren Al
Qur’an Nurul Huda dapat membantu memperbaiki kondisi masyarakat menjadi lebih
baik dan ideal terutama dalam hal keilmuan Al Qur’an sesuai ajaran nilai luhur
agama islam.
Selanjutnya, Al Marhum Al Maghfurlah
KH. Abdul Manan Syukur, selaku pendiri dan pengasuh pertama bekerja keras
mengembangkan Pondok Pesantren Al Qur’an Nurul Huda sesuai dengan cita-cita
dasarnya. Untuk itu, beliau berusaha dan berupaya dengan berbagai macam cara
untuk membina pengajaran Al Qur’an dalam lingkungan pesantren, serta di
beberapa daerah sekitar pesantren melalui Khotaman Al Qur’an dan majlis
tadarus Al Qur’an. Dampaknya, Pondok Pesantren Al Qur’an Nurul Huda lebih
dikenal masyarakat dan perkembangannya sangat menonjol dan pesat, sehingga
akhirnya Pondok Pesantren Al Qur’an Nurul Huda mampu menjadi mercusuar Al
Qur’an bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, Pesantren Nurul Huda juga
menaruh perhatian besar terhadap perkembangan bidang pendidikan secara umum.
Hal ini dibuktikan dengan diselenggarakannya kegiatan-kegiatan edukatif non Al
Qur’an informal seperti keterampilan (kursus khitobah, menjahit, dan tata
boga), kesenian (sholawat, terbang al banjari, kaligrafi, dan tahsinul qro’ah)
hingga program bahasa asing (Arab dan Inggris), Madrasah Diniyah Salafiyah dan
kelas Takhossus kitab kunung. Sementara untuk kegiatan formal, Pondok Pesantren
Nurul Huda mendorong dan membuka lebar kesempatan kepada santri untuk mengikuti
kegiatan di lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada di sekitar pesantren,
mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
Maka berdasarkan kesadaran dan
pemikiran inilah Pondok Pesantren Al Qur’an Nurul Huda di usia yang sudah
dewasa ini berupaya mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan yang lebih
luas dengan berbagai macam unit pendidikan untuk berperan lebih mantap
menghasilkan generasi berkualitas, pandai dalan al Qur’annya, tekun ibadahnya.
Singkatnya “ Mencetak Generasi Qur’ani yang Berwawasan dan Berakhlaqul Karimah
“.
VISI MISI
• Mencetak
generasi Qur’ani yang ber-wawasan dan ber-akhlaqul karimah serta mampu
mengamalkan Al Qur’an secara kaffah.
• Melahirkan generasi santri
yang ikhlas, kreatif, dan inovatif di segala bidang.
CIRI KHAS DAN KEUNGGULAN
Laa Yauma Illa Bil Qur’an
• Setiap hari santri dididik
membaca Al Qur’an
• Santri pemula
dibimbing pengajian Al Qur’an metode Qiroaty dan menghafal juz ‘Amma
• Santri yang
sudah mampu atau berhasil dapat memilih program Al Qur’an Bin Nadhri dengan
menghafal surat-surat penting atau program menghafal Al Qur’an Bil Ghoibi
• Qiro’ah
sab’ah merupakan program lanjutan bagi santri yang telah khotam Al Qur’an bil
ghoib 30 juz
• Al Qur’an
disampaikan dengan metode Talaqqi dan Musyafahah serta sistem ijazah atau sanad
yang bersambung sampai Rasululloh SAW.
Tarbiyah Wat Ta’lim
• Madrasah Diniyah Salafiyah 6
tahun
• Pengajian kitab kuning
• Pengembangan bakat atau seni
dan keterampilan
• Pengembangan minat baca dan
tulis
• Penanaman nilai-nilai
akhlaqul karimah
• Program mingguan,
meliputi : Sholat-sholat sunnah, al Banjari, Khitobah, tilawatil Qur’an.
• Program bulanan,
meliputi : Khotmil Qur’an, Istigotsah, Manaqib, Sholawat Burdah, Diba’ dan
Simthud Duror
Barnamijul Lughoh
• Kegiatan belajar mengajar
Bahasa Arab dan Inggris
• Percakapan sehari-hari dengan
2 Bahasa Asing
• Menghafal kosa kata Bahasa
Arab dan Inggris
• Latihan Pidato dan Bercerita
dengan Bahasa Asing
• Latihan menerjemahkan
teks-teks dengan asing
• Pentas Seni dengan bahasa
asing
FASILITAS
• Asrama pemondokan yang nyaman
dan representatif
• Ruang pendidikan
• Halaman yang luas dan asri
• Musholla sebagai laboratorium
ibadah
• Unit kesehatan pondok
pesantren
• Kopontren, wartel, dan kantin
• Perpustakaan
• Laboratorium computer
PENGASUH
Pondok Pesantren Al Qur’an Nurul Huda
diasuh dan dikembangkan secara profesional dengan menerapkan pola terpadu
berdasarkan nilai-nilai salaf yang telah ditanamkan sejak awal oleh Al
Maghfur lahuma KH. ABDUL MANAN SYUKUR dan NYAI HJ. UMI HASANAH sebagai pendiri
dan pengasuh pertama. Saat ini, tongkat estafet dilanjutkan oleh dzurriyah
beliau, yaitu:
• KH. Muhammad Khoirul Amin
• KH. Ibnu Hamdun S. Pd.I
• KH. Ahmad Nur Junaidi, S.
Pd.I., M.Si
• Ning Hj. Ummu Zahro
• Ning Hj. Nailul Mufarrohah
• Ning Musyarofah, S. Ag
• Ning Nur Lailiyah, S. Ag.,
M.A
Sumber : http://ppnh.wordpress.com
ROMO KYAI SANGAT PEDULI
KEBERSIHAN
Suatu pagi seperti biasa Romo Kyai
jalan-jalan di halaman pondok. Kami yang menemani saat itu ikut ‘turun
lapangan’ karena ada beberapa yang harus kami sowankan. Beberapa kali Romo Kyai
jalan-jalan bolak-balik. Akhirnya beliau jalan ke atas menuju depan makam –saat
itu masih garasi mobil--. Kami mengikutinya. Yang tidak kami duga beliau belok masuk
ke kamar mandi belakang garasi.
“Iki sek rusuh.. koso’en..”
kata beliau. Kami pun bergegas ambil sikat besar di pojok kamar mandi.
“osseekk.. osseek”. Begitu suara
gaduh sikat bertemu dinding yang sebenarnya baru kemarin dibersihkan oleh
teman-teman seksi kebersihan. “Sampun Kyai..” kata kami sambil melirik
dinding yang kami kira sudah bersih.
“Kosok maneh.. seng bersih..”
jawab Romo Kyai sedikit meninggi. Kami pun akhirnya ‘turun’ sepenuhnya untuk
lebih keras lagi menyikat dinding-dinding kamar mandi. Walhasil, mumpung basah
sekalian nyebur juga.
Uswah yang buat kami kagum tak
kepalang adalah betapa beliau sosok kyai yang sudah besar namanya tapi tak
pernah lupa kepedulian pada hal-hal sepele yang bagi kami sudah cukup. Beliau
sosok guru kami yang mengajarkan bagaimana bekerja tak setengah-setengah.
Lakukan All Out. Kerahkan segala kemampuan dengan usaha terbaik.
Walau masalah sepele.
Pelajaran berharga itu tak akan
pernah terlupa oleh kami. Pelajaran yang tak ada dalam bangku diniyah bahkan
kuliah. Pelajaran hikmah dari beliau yang telah sukses mencetak ratusan sampai
ribuan santri hingga mereka menjadi para Kyai dan Bunyai. Oleh karenanya
marilah sekali lagi merenung sejenak. Camkan pelajaran tentang kepedulian, baik
kebersihan maupun yang lain, agar semakin mengukuhkan kemanfaatan dan
keberkahan ilmu yang telah kita timba selama di pondok. Wallahua’lam.
Oleh: Ust. Mohammad Chusin
Subscribe to:
Posts (Atom)
Kantin Kejujuran Al Ishlahiyah
ini adalah salah satu cara kami untuk membentuk kejujuran santri.