Saturday 15 October 2016

Aku Bersyukur


Aku bersyukur, aku lahir dari keluarga yang tidak kaya dan hidup apa adanya. Sehingga ini menjadi pelajaran padaku, bahwa sejatinya kehidupan adalah berjuang dan tidak ada yang instant di dapatkan. Dari inilah saya bisa belajar menghargai proses, waktu, dan tidak perlu meratapi nasib.
Aku bersyukur, aku dibiasakan hidup serba terbatas dan tidak mapan. Sehingga ketika ada hal terburuk terjadi aku tidak terkejut dan terbiasa dengan keterbatasan. Lebih-lebih tidak kecewa ketika harapan tak sesuai apa yang aku inginkan.
Aku bersyukur, aku sejak kecil diajarkan suka membaca oleh Ayahku meski pun dengan buku atau majalah bekas dari pasar loak, asalkan masih bisa dibaca. Dan usaha Ayah tidak pernah sia-sia pada semua anak-anaknya. Tradisi literasi di keluarga kami membikin kami semua semakin bijak.
Aku Bersyukur, tidak memiliki harta yang melimpah sehingga tidak terlalu memikirkan materi sebagai permasalahan, Ayah dan Ibu selalu mengedepankan agama sebagai pijakan hidup diatas aturan-aturan lain. Sehingga agama adalah sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Aku bersyukur, dengan semua kelemahanku sendiri, tidak perlu menjadi yang sempurna atau yang diharapkan orang lain. Aku cukup menjadi diriku sendiri dengan kelebihan dan kekurangannya, tanpa malu atau gengsi. Pada akhirnya yang baik akan tetap baik dan yang buruk akan tetap buruk.
Aku bersyukur, lahir dari keluarga Pesantren, sejak kecil kami diajarkan nilai-nilai islam melalui realita, contoh, dan keteladanan. Al Qur'an sebagai panduan utama kami, NU sebagai panutan hidup kami, Aswaja sebagai manhaj kami, Ulama sebagai pembimbing kami, dan kitab kuning sebagai hujjah kami. Sehingga melihat realita hari ini akan adanya banyak aliran bukan hal yang baru atau mengejutkan bagi kami. Kami sangat bersyukur.
Aku bersyukur, bisa mengikuti organisasi ini itu, bisa mengenal terminologi kanan sampai kiri. Bisa menginjak bangku perkuliahan, karena tak semua pemuda seusia saya bisa melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi. Bisa banyak hal adalah rasa syukur hingga detik ini.
Ilustrasi: mengantarkan adik-adik MA Al Ma'arif Singosari, kompetisi olimpiade Sejarah ODISEA di UM. 

Kantin Kejujuran Al Ishlahiyah

ini adalah salah satu cara kami untuk membentuk kejujuran santri.