Thursday 1 December 2016

Aku dan waktu



Sekarang 2015
Bagaimana denganku di 2016?
Apa yang akan terjadi pada 2017?
Siapa aku di tahun 2018?
Siapa istriku di tahun 2019?
Lantas tahun 2020 hingga 2025?
Bagaimana pendidikanku?
Bagaimana keluargaku?
Bagaimana pengabdianku?
Bagaimana keadaanku?
Apakah aku masih hidup di 2030?
Bagaimana dengan tahun 2035?
Sudah apa yang aku perbuat?
Waktuku hidup untuk apa?
Tanggungjawabku bagaimana?
Bagaimana masa tuaku?
Apakabar 2050?

Dan, ada waktu yang membatasi semuanya
Ada duka diantara suka
Ada luka diantara suka
Ada lupa diantara duka
Ada hina diantara suka
Ada suka diantara luka
Ada lupa diantara hina
Ada dusta diantara lupa
Malang, Sya'ban di perjalanan

Hari ulang Tahun Ayah


2 Agustus 1952 adalah tanggal kelahiran Ayah. Dan Beliau adalah satu-satunya lelaki terbaik yang mendidik saya bersama kakak dan adik hingga detik ini. Hari ini sudah 64 tahun usia Ayah, dan semoga sehat selalu, Amin. Tidak ada kado apapun yang bisa saya berikan selain do'a, pengabdian, dan rasa syukur pada Allah. Sudah tak terhitung lagi jasa Ayah pada kehidupan saya, tak terhitung lagi cinta yang harus diungkapkan, dan tak kan pernah usai untuk dibahas tentang kasih sayang Ayah pada kami.
Dalam kehidupan tentunya pasti ada masalah, cobaan, ujian, dan warna kehidupan di dalamnya. Berbagai masalah yang terjadi terkadang Ayah menyimpan sendiri dan menghadapinya sendiri, tidak mau anak-anaknya ikut serta mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga dan kehidupan anak-anaknya. Tentunya ini adalah bentuk kasih sayang seorang Ayah sebagai pemimpin yang tegar dan bijaksana.
Sampai suatu saat saya mengerti bahwa sebagai lelaki yang baik bukan mudah menyerah apalagi putus asa apalagi lari dari kenyataan, apapun yang terjadi harus diselesaikan sesuai dengan aturan dan dikerjakan dengan hati. Namun, kenyataannya untuk melakukan itu butuh proses panjang dan membutuhkan hati yang kuat. Tidak henti-hentinya Ayah terus mengingatkan kami untuk terus berjuang dan tidak mudah menyerah.
Dahulu Ayah pernah berangkat haji dengan Ibu. Saya masih ingat setiap hari setelah mengajar di sekolah Ayah memeras keringat untuk menutupi biaya haji dan Ibu juga berjualan berbagai macam untuk memenuhi kebutuhan hidup dan merawat anak-anaknya dengan barang yang halal. Saat-saat dalam masa perjuangan masih tersimpan dalam memori masa kecilku dulu, kenangan yang tersimpan rapi dalam ingatan itu adalah tanda kasih sayang yang tak terbatas.
Saya masih ingat ketika Ibu berjualan es dan saya hanya bisa membantu jika diperintahkan Ibu, karena saya masih belum paham tentang tanggungjawab sebagai seorang anak. Ayah dan Ibu adalah sosok yang utuh untuk saling melengkapi mendidik anak-anaknya.
Selamat ulang tahun Ayah, Engkau menjadi inspirasi untuk disiplin, untuk berbuat baik, untuk mengabdi pada agama, untuk menjadi lelaki yang tangguh, untuk menjalani kehidupan dengan ikhlas dan untuk bermanfaat bagi kehidupan.
Singosari, 2 Agustus 2016

Kantin Kejujuran Al Ishlahiyah

ini adalah salah satu cara kami untuk membentuk kejujuran santri.