Tuesday 27 October 2015

Cinta tulus seorang perempuan pujaan


Salah satu teman saya pernah bercerita tentang beberapa kegagalannya dalam menjalin hubungan cinta dengan perempuan
Berkali-kali, sering kali ia ditolak mentah-mentah oleh keluarga dari perempuannya. Dan hampir sering selalu dikaitkan dengan masalah ekonomi dan material. Dia berprinsip bahwa "siapapun harus mau menerima saya apa adanya, bukan karena materi namun karena ketulusan cinta yang ia miliki" namun dengan modal itu ia selalu gagal mendekati beberapa perempuan. Beberapa kali saya usuli namun ia tetap keras kepala.
Padahal, saya tahu persis dia adalah sosok lelaki yang kaya raya berpenampilan sederhana, ia memiliki 2 gerai franchise indomaret dan tentunya juga memiliki usaha sampingan lain yang penghasilan setiap harinya sama dengan penghasilan saya sebulan sebagai guru, bisa dibayangkan berapa penghasilan dia, namun dengan sekuat tenaga ia menutupi kekayaan itu dengan hidup sederhana, bukan menghemat tapi ia lebih suka berpenampilan sederhana, bahkan baju dan handphonenya lebih baik milik saya. Ia juga memiliki 12 anak asuh dari hasil usahanya, bagi saya dia di usia 26 tahun sudah sebuah pencapaian yang luar biasa, namun lagi-lagi banyak orang memandang dia sebagai lelaki miskin dan banyak stigma negatif. Namun bagi saya ia adalah sosok yang luar biasa, sosok masa muda Khairul Tanjung Si Anak Singkong.
Mula-mula saya heran dengan kesehariannya setiap malam menghitung buku-bukunya dengan kalkulator, namun lama-lama ia mengakui bahwa ia memiliki tabungan sekian juta di rekeningnya, sepontan saya kaget dan tidak percaya ketika itu. Saya mengetahui sebelumnya sebelah mata tentang kehidupannya dan kini saya membuktikan bahwa ia adalah sosok misterius diantara teman-teman saya.
Saya heran dengan keseharian teman saya satu ini, selain sebagai guru juga ia jarang mau menerima honor hasil mengajar bahkan menyumbang pada guru yang lain, dari situ saya semakin curiga siapakah dia. Akhirnya selama semakin dekat dengannya dan banyak hal yang menjadi pelajaran besar bagi saya mengenal sosok teman sepertimu sobat. Wirausahawan muda bagi saya.
Hingga suatu saat ia menemukan perempuan yang tulus mencintainya, ia mencintai perempuan itu dan juga sebaliknya, perempuan itu mencintainya apa adanya. Perempuan itu tulus mencintai teman saya apa adanya, tanpa ada tendensi apapun selain cinta, hingga suatu saat ia saling berkenalan antar keluarga satu sama lain. Alangkah kagetnya perempuan itu ketika akan dilamar dengan perasaan suka cita.
Dan sekarang kau telah menemukan istri yang tulus mencintaimu, mencintai dirimu, mencintai kamu seutuhnya, mencintai kamu dalam suka duka, mencintai dengan tanpa tendensi apapun. Kau juga seorang lelaki yang hebat dan aku yakin kau menemukan perempuan yang hebat pula untukmu, untuk Ibu dari anak-anakmu kelak, untuk seorang pendamping hidupmu selamaya, pasti perempuan itu akan kaget melihat bahwa cintamu tidak bisa dinilai dengan materi namun dirasakan dengan proses, bersyukur dan saling berbagi. Itu yang saya bisa tulis untukmu kali ini sobat.
Dihari pernikahanmu ini saya turut bahagia melihatmu bersanding dengan seseorang perempuan yang cantik, cerdas, sederhana, dewasa, dan tidak bisa di tukar cinta itu dengan pilihan lain selain lelaki seperimu sobat. Kau lelaki yang mapan segalanya bagiku, aku iri dengan prestasimu yang luarbiasa dalam hal agama, usaha, keluarga, dan tentunya cinta.
Maaf saya tidak bisa memberikan apapun kepadamu selain menuliskan tentang kehebatan dirimu, bahwa dizaman yang serba gengsi ini saya masih memiliki teman yang bersahaja, sederhana, namun kaya raya. Itulah kamu sobat, saya merahasiakan namamu sesuai janji bahwa aku tidak akan menceritakan siapa kamu sebenarnya. Saya sempat tuliskan di kompasiana dan meminta izin kepadamu untuk saya posting di facebook dan kau menyetujuinya.
Saya jadi ingat nasehat guru saya beliau Gus Im Tambakberas: "urip iku enek rego, rupo, roso, lan nyowo" dan tepat terjadi pada dirimu, kau melupakan harga, merahasiakan rupa, menikmati rasa, dan kau kuatkan jiwa. Berbeda dengan orang-orang lainnya yang lebih atributif atau mementingkan rupo (rupa, bentuk) sebagai tanda gengsi, eksistensi, dan bukti keberadaannya. Kau melupakan harga barang yang kau miliki, tapi kau lebih mementingkan nyawa yang selalu bermakna bagi yang lain. Yang kau tampakkan adalah kesederhanaan berupa proses meuju kesuksesanmu. Pakaianmu sederhana, motormu sederhana, tapi tidak sesederhana yang kau pikirkan dalam perjuangan kerasnya hidup yang kau hadapi dengan tetap tersenyum kepadaku saat kau kesusahan.
Selamat memempuh hidup baru, selamat menjalani mahligai rumah tangga, selamat untukmu, selamat, dan selamat. Kau adalah guru sekaligus temanku yang aneh, lucu, keras kepala, dan penuh misterius. Terimakasih telah bersedia menjadi sahabatku, suatu saat aku ingin menuliskan kehidupanmu selanjutnya.
Hall Unggul, 12 Oktober 2014.

No comments:

Post a Comment

Kantin Kejujuran Al Ishlahiyah

ini adalah salah satu cara kami untuk membentuk kejujuran santri.