Tuesday 27 October 2015

Ziarah di Makam Ibu


Setiap saya hadir di makam Ibu saya selalu terpikir lekat bagaimana jasa-jasa beliau terhadapku, bagaimana kasih sayang beliau, bagaimana kesabaran beliau, dan banyak kenangan yang tak akan terlupakan pada benak hati saya sampai sekarang. Malah terkadang saya dipandang aneh oleh beberapa orang yang melewati kuburan ini, membersihkan kuburan, duduk berlama-lama dikuburan, atau apa saja yang saya lakukan.
Saya memiliki dalil kuat hadist Rasulullah "Tiadalah seseorang yang menziarahi kubur saudaranya seraya duduk di dekat kubur itu, melainkan penghuni kubur akan merasa senang kepadanya sehingga orang itu beranjak pergi dari kuburnya" (H.R. Imam Abu Dawud, Kitab Al Manasik Jilid 2 halaman 224) setidaknya inilah landasan saya mengapa saya harus datang ke makam Ibu sebisa saya ketika ada waktu, dan saya meyakini ini sebuah keyakinan saya untuk sering ziarah kubur. Untuk bakti kepada Almarhumah Ibu saya yang sangat berjasa bagi saya.
Entah sekedar mencabuti rumput sambil menyimpan rasa rindu pada Ibu, memungut dedaunan disekitar makam sambil membayangkan bagaimana keadaan Ibu sekarang. Saya yakin beliau bahagia di alam sana. Lagi-lagi saya ingat setiap yang hidup akan mati maka untuk hidup yang sekali ini pergunakanlah sebaik-baik mungkin. Ini hikmah saya berziarah kubur untuk orang-orang yang saya cintai.
Dalil ke dua, "tidaklah seseorang yang menyampaikan salam kepadaku (setelah aku wafat) melainkan Allah akan mengembalikan roh-ku sehingga akupun bisa membalas salaom orang tersebut" (H.R. Imam Abu Dawud) ini menunjukkan setidaknya bahwa ziarah kubur itu bermanfaat untuk diri sebagai pengingat akan kematian dan melembutkan jiwa nurani, lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah, takut kepada Allah, dan terhenti dari berbuat maksiat kepada Allah.
Sungguh malang orang yang beranggapan bahwa orang yang sudah mati terputus hubungannya dengan orang yang masih hidup. Lantas jika saya sudah mati kelak apakah masih ada orang yang mau mendoakan saya, apakah anak-anak saya kelak akan mendo'akan saya, Wallahua'lam.
# Pemakaman Bungkuk, setelah hujan membasahi tanah ini, tanah dimana saya dilahirkan dan dibesarkan oleh Ibu tercinta

No comments:

Post a Comment

Kantin Kejujuran Al Ishlahiyah

ini adalah salah satu cara kami untuk membentuk kejujuran santri.