Dampit pagi ini ditemani secangkir kopi panas, hawa dingin disertai pemandangan indah hamparan kebun kopi. Duh, sungguh indahnya dunia ini, tak terasa semakin aku terhanyut keindahan alam dan harumnya kopi ini. Alam ini diciptakan Allah dengan kesempurnaan, dalam hati hanya berkata bahwa aku ini mahluk kecil, aku ini bagian kecil saja, aku hidup dengan milyaran manusia lainnya, aku bukanlah siapa-siapa dan aku bukan apa-apa, hidup dan bernafas di alam yang sama. Dari kejauhan terlihat rumah-rumah berbaris rapi diantara bukit-bukit hijau, disana ada manusia lain yang hidup dengan alam ini, hal ini yang jarang aku rasakan dihari-hari biasa.
Melihat alam adalah melihat realita kehidupan, jauh di pusat keramaian
kota Malang sana ada ribuan manusia yang disibukkan oleh sistem-sistem
manusia, seperti ekonomi, kuliah, pekerjaan, sekolah, pekerjaan, dan
mereka terikat akan sistem itu sendiri. Sehingga tidak sempat
terfikirkan untuk apa mereka sebenarnya hidup? Bagaimana yang sudah
dijalani? Atau sudah tepatkah jalan yang diambil? Memang membahas
kehidupan tidak ada habis-habisnya.
Ada saat aku berfikir sejenak diatas bukit ini, melihat ramainya kota dari bukit ini, lalu lalang manusia dengan segala macam aktifitasnya. Jenuh aku akan keramaian kota dan serasa damai hari ini diatas bukit dengan kesegaran angin kerinduan yang terhempaskan melalui rongga-rongga dalam dada. Kejenuhan itu pasti ada, tinggal bagaimana membuang kejenuhan dengan berfikir sejenak dialam indah ini.
Dari kejauhan ada pantai Lenggoksono, Tirtoyudo, Dampit, Malang. Sungguh indah alam ini, seindah kau disisiku sahabat. Dampit, 25 Juli 2015.
Ada saat aku berfikir sejenak diatas bukit ini, melihat ramainya kota dari bukit ini, lalu lalang manusia dengan segala macam aktifitasnya. Jenuh aku akan keramaian kota dan serasa damai hari ini diatas bukit dengan kesegaran angin kerinduan yang terhempaskan melalui rongga-rongga dalam dada. Kejenuhan itu pasti ada, tinggal bagaimana membuang kejenuhan dengan berfikir sejenak dialam indah ini.
Dari kejauhan ada pantai Lenggoksono, Tirtoyudo, Dampit, Malang. Sungguh indah alam ini, seindah kau disisiku sahabat. Dampit, 25 Juli 2015.
No comments:
Post a Comment