Tuesday 27 October 2015

membangun itu bagaimana

Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Jiwa dahulu yang dibangun baru badan, ruh dulu yang di asah baru materi, pintar dahulu baru yang dikedepankan kemudian baru bekerja, dewasa dulu baru kaya, bermoral dulu baru menjabat, kualitas guru dahulu dibenahi baru kualitas bangunan, bisa menyupir dahulu baru boleh bawa mobil, mengedepankan yang wajib dahulu baru yang sunah dikerjakan, memperbaiki diri dahulu sebelum memperbaiki rumah, mengembangkan SDM dahulu baru SDA, dan seterusnya.
Namun realitanya kebanyakan sebaliknya, saya sendiri masih mementingkan penampilan atau gaya dari pada isi otak saya, mementingkan motor bagus dan gaul, dari pada memperbaiki ahlaq, memiliki program Corel Draw dan Photoshop tapi tidak memiliki skill desain, mementingkan membuat buku dari pada mementingkan kualitas isi buku itu sendiri, mementingkan penampilan luar dari pada intelektual dalam pikiran, membersihkan wajah dari pada menghiasi senyuman diwajah, lebih mengedepankan seragam yang bagus tanpa di iringi dengan prestasi yang bagus, bisa mengkritik orang keseluruhan namun lupa pada diriku sendiri yang penuh dengan kelalaian, mudah mengkritik siapa saja tanpa bisa memberikan solusi yang tepat, bisa berkomunikasi dengan orang diluar rumah dengan baik namun gagal berkomunikasi dikeluarga sendiri, saya pintar menarik iuran tapi saya tidak bisa memberi iuran, saya pintar berbicara tapi tidak pintar melakukannya, saya mudah membelanjakan uang untuk keperluan ini itu tapi susah sekali untuk mencari uang, bisa membantu teman lain menyelesaikan kuliahnya namun kuliahku sendiri yang hancur, saya mementingkan nilai IP yang tinggi tanpa sadar diri untuk mempelajari pelajaran dengan pemahaman (gagal paham), mementingkan sertifikat dari pada materi keilmuan yang saya dapatkan, mementingkan gengsi dari pada manfaat untuk diri sendiri atau orang lain, dan semua serba sebaliknya.
Dari hal ini saya mendapatkan tamparan keras untuk dituntut bisa membikin skala prioritas dikerjakan dulu baru yang lain dikerjakan, Dituntut untuk selalu berdiri didepan cermin untuk terus introspeksi, dituntut memberikan contoh dahulu baru memberikan nasehat, dan jika kedua hal itu berjalan bersamaan maka semua akan semakin baik.
Lagu Indonesia Raya adalah lagu jiwa nasionalis, namun lagi-lagi saya rakyat indonesia yang tidak nasionalis, dan saya gagal faham arti nasionalisme, gagal menerapkan semangat nasionalis, gagal membentuk mikro kecil dijiwaku sendiri.
Saya tulis untuk diriku sendiri
Tumpang, 2 April 2015

No comments:

Post a Comment

Kantin Kejujuran Al Ishlahiyah

ini adalah salah satu cara kami untuk membentuk kejujuran santri.