Tuesday 27 October 2015

Yai Abu; yang tidak terkalahkan adalah niat
Sudah 40 hari kepergian beliau. Seakan masih tidak percaya bahwa beliau telah benar-benar kembali pada-Nya. Beliau sering memberikan nasehat pada kami. Dan nasehat-nasehat itu telah kami ukir dalam hati, dalam tulisan, dalam keseharian kami, dalam kehidupan kami, dan sedalam apapun yang kami mampu.
Beliau sangat mengerti apa sebenarnya tujuan hidup itu. Sehingga pensiun dalam mengajar tidak ada dalam kamus kehidupan beliau. Kemarin ketika acara tahlil 40 hari beliau, hadir para Ulama', Kyai, Guru, Santri, Murid, dan masyarakat lain. Salah satunya Kyai Tolhah Hasan juga hadir dan do'a penutup ketika tahlil kemarin.
Sangat banyak orang yang hadir dirumah kecil itu, memang rumah itu sederhana namun tidak sesederhana dengan para orang-orang besar yang hadir mendo'akan beliau. Rumah itu kecil namun tidak sekecil perjuangannya. Memang sesuatu terasa sangat berarti ketika kita kehilangannya, banyak orang merasa kebingungan ketika obor itu padam, baru sadar kalau kita butuh penerangan sinar dalam jiwa ketika sinar itu telah padam. Sedangkan untuk menyinari lagi butuh susah payah agar ada sinar-sinar datang kembali dalam kegelapan. Agar kita tidak merasa kegelapan dirumah kita, agar bisa melihat bagaimana rumah kita ini sebenarnya. Maka sangat miris sekali kalau kita bertahun-tahun dirumah namun tanpa ada cahaya lampu, tentunya bukan sekedar cahaya biasa.
Memang sudah saatnya panjenengan kembali, sudah saatnya beban berat yang panjenengan emban itu berganti pada generasi penerus, sudah purna tugas-tugas panjenengn selama didunia, dan waktu selalu membatasi setiap kehidupan didunia ini. Memang berat menerima kenyataan, namun lebih berat jika kenyataan ini tidak bisa kami terima dengan meneruskan tugas-tugas panjenengan. Nyatanya hanya sedikit orang yang memandang sederhana realita sebenarnya, masih banyak kepentingan orang-orang, masih banyak PR yang belum selesai, dan masihkah kita peduli?
Untungnya hari ini banyak orang-orang penerus panjenengan, banyak orang-orang yang cinta panjenengan, banyak murid panjenengan yang hebat, banyak generasi luar biasa dibalik kerja keras panjenengan. Tentunya panjenengan bahagia melihat keadaan kami disini. Panjenengan akan selalu kami do'akan disetiap do'a-do'a kami.
Dan, gang-gang kecil yang selalu panjenengan lewati untuk mendidik kami pun berujar; "dimana orang soleh itu, yang selalu lewat disini?". lorong kecil yang biasanya njenengan lewati kini merasa kesepian atau kelas-kelas yang rindu atas ilmu dan nasehat panjenengan kini merindukan suara halus itu. Suara yang menjadi saksi bahwa panjenengan pernah bersama kami dan selalu bersama kami, sampai kapanpun.
‪#‎Wallahua‬'lam

No comments:

Post a Comment

Kantin Kejujuran Al Ishlahiyah

ini adalah salah satu cara kami untuk membentuk kejujuran santri.