10 tahun yang lalu kondisi masyarakat sekitar Singosari masih hangat,
tarawih di setiap musholla juga meriah dan antusias masyarakat luar
biasa, dan itu berbeda dengan sekarang. Hingga anak-anak seluruh kampung
dahulu masih berkumpul di Langgar (Musholla/Surau), dengan bacaan
tadarus Qur’an terbata-bata mereka tetap senang atau meski tidak mengaji
mereka ikut senang dengan kedatangan bulan Ramadhan karena di Surau
kami banyak orang berkumpul dan makanan enak gratis dari keguyuban warga sekitar.
Dan keadaan itu jauh berbeda dengan sekarang, lihatlah anak-anak usia 7
tahun sudah sibuk dengan smartphone, seakan ia dungu dengan lingkungan
sekitar, ia sudah memiliki dunia sendiri pada HP layar sentuh serba
canggih itu. Berbeda dengan masa kecilku dahulu ketika HP masih belum
ada, masa itu saya dan teman-teman ketika berkomunikasi harus datang
kerumah yang lain, berteriak-teriak keras. mengingat rasa kebersamaan
ketika itu dengan permainan jumprit singit, tayar, semprengan, patrol,
cu-cuan, jejak malam, bumbung, jalan-jalan pagi, dan berbagai macam
permainan ala anak desa lainnya. Sekarang aku rindu dengan masa-masa
itu, aku sangat rindu dengan masa kecil di bulan Ramadhan dahulu, dahulu
belum ada sekat-sekat sosial untuk bergaul, namun sekarang untuk bisa
bergaul butuh BBM untuk menyapa, butuh Facebook untuk curhat, butuh
pulsa, butuh paket data, butuh sinyal 3G, butuh Blackberry, atau minimal
SMS.
Dunia kini semakin mudah dan praktis, namun tidak semudah yang kita rasakan, tidak semudah masalah yang kita hadapi, tidak semudah yang kita kira. Ya, perubahan sosial tidak terasa akan merubah pola pikir kita.
# Aku sangat rindu dengan masa-masa itu, rindu serindu-rindunya.
Dunia kini semakin mudah dan praktis, namun tidak semudah yang kita rasakan, tidak semudah masalah yang kita hadapi, tidak semudah yang kita kira. Ya, perubahan sosial tidak terasa akan merubah pola pikir kita.
# Aku sangat rindu dengan masa-masa itu, rindu serindu-rindunya.
No comments:
Post a Comment