Monday 16 May 2016

Pengakuan dan Kenyataan


Gunung yang tinggi tidak perlu menjelaskan bahwa dia tinggi. Karena tanpa penjelasanpun semua orang tahu bahwa gunung itu tinggi. Dan gunung tidak pernah merasa dirinya tinggi.
Seorang yang kaya raya tidak perlu mengatakan pada orang lain jika dirinya kaya. Karena bukti membuktikan kekayaannya.
Orang yang pintar tidak perlu mencari pengakuan bahwa dirinya pintar, karena cukup dengan pembuktian sudah terbukti. Dan orang akan mengakui meski tidak harus diucapkan.
Orang yang cantik juga tidak perlu mengatakan atau mengedit fotonya agar terlihat cantik. Karena setiap orang yang melihatnya pasti menilainya. Cantik pun tidak semata-mata dari fisik tapi juga dari moral dan etika. Cantik itu relatif.
Orang yang ikhlas dalam berbuat sesuatu juga tidak perlu memamerkan pada orang lain, bila perlu orang-orang ikhlas itu menutupi pekerjaan 'ikhlasnya', karena sangat ikhlasnya hingga tak terpikirkan sama sekali setelah melakukannya. Misalnya orang buang hajat.
Justru seseorang yang berusaha memanipulasi dirinya semakin tersiksa oleh sekenario manipulasi itu. Seorang yang mengaku kaya akan semakin takut jika dirinya ketahuan miskin. Atau juga seorang akan merasa ketakutan jika tidak bisa tampil cantik seperti foto-foto yang di pajang di media sosial. Bagaimanapun kita tidak bisa memanipulasi realita kehidupan, karena hidup bukan untuk dimanipulasi tapi untuk di syukuri dan dikerjakan.
Berpenampilanlah seadanya, karena manusia memiliki sisi-sisi kehidupan yang berwarna, manusia hidup bukan untuk gengsi tapi melengkapi dan mencintai. Bersikaplah sewajarnya (tengah-tengah/sedang) karena itu perkara yang baik. Tidak semua hal yang baik itu indah, tidak semua hal yang indah itu baik. Maka keindahan yang baik atau kebaikan yang indah adalah dua hal yang berbeda dan memiliki fungsi masing-masing. Atau menutupi kelebihan dan menampakkan kekurangan sangat jauh berbeda dengan menutupi kekurangan dan menampakkan kelebihan.
Jalan Arjuno - Malang, 28 April 2016

Kyai Masjkur, Singosari, dan MEA


Desaku Singosari berhadapan dengan kondisi Ekonomi global yang disebut MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) dengan hal-hal yang akan mengejutkan dikemudian hari. Ekonomi warga pribumi akan semakin tersingkirkan jika tidak bisa menghadapi persaingan kuat ini.
Jika dahulu sebelum ada indomaret dan alfamart (waralaba) oleh para cendekiawan sudah diprediksi akan ada sistem ekonomi modern yang menghancurkan pedagang kecil dan hari ini sudah terbukti dengan adanya toko kelontong modern yang menggeser para pedagang kecil di desa. Bagaimana cara bersaing dengan pihak indomaret dan alfamart?
Hari ini sudah masuk sistem MEA, yang artinya pihak Asing (luar negeri) akan semakin leluasa untuk membeli apapun, persaingan ekonomi, dan eksploitasi manusia dan alam di Singosari. Ada PT Bentoel, Depo Bangunan, Hotel Solaris, Wonokoyo, Potan, SPBU, Philip Morris, Hawai Water Park, Alfatrijaya, dan Beberapa pabrik besar milik asing. Rata-rata perusahaan besar itu bukan milik masyarakat Singosari. Perusahaan itu milik asing atau cina.
Dahulu Mbah Kyai Masjkur (mertua K.H. Tolhah Hasan) Singosari bukan hanya tokoh besar dan Mentri Agama saja. Beliau juga pedagang jagung, pengusaha marning, petani, dan tuan tanah yang kaya-raya. Sehingga bisa membangun Yayasan Al Maarif, Yayasan Sabilillah, dan Masjid Hisbullah Singosari dengan Independen di tengah-tengah perlawanan Jepang dan Belanda. Bagaimana menjadi pengusaha dan ulama besar? Bukan perkara mudah tentunya. Beliau adalah sosok yang luar biasa di zamannya. Sosok yang jungkir balik bekerja keras demi sebuah tujuan dan cita-cita perubahan besar.
Mbah Kyai Masjkur sudah memberikan contoh pada kita, bahwa kemandirian ekonomi di masa muda perlu di bangun, bahwa kekuatan finasial adalah dakwah, bahwa melawan penjajah adalah melawan dengan pemikiran yang matang tentang konsep kapitalis, sosialis, dan rasionalis. Dan ketika sudah beranjak usia 50 tahun bisa pensiun dini dari pekerjaan dan hidup zuhud mengabdi pada masyarakat serta mengajar. Tidak disibukkan lagi dengan urusan duniawi karena sudah diperjuangkan di masa mudanya.
Hari ini aset asing sudah menguasai Singosari sekitar 60%, dan bagaimana solusinya? Saya sendiri tidak tahu tapi bukan berarti tidak mau tahu. Hari ini penjajahan ekonomi lebih sadis, karena tidak terasa secara langsung tapi perlahan menguasai. Mungkin inilah salah satu makna 'Hubbul wathon minal iman' yang selalu di gaungkan oleh beliau-beliau. Hari ini secara perlahan pihak asing semakin menjajah pribumi dengan cara 'menjajah' yang lebih elegan, berjalan perlahan tapi pasti. Selamat bejuang Singosariku.

Lombok sebuah surga wisata dan surga eksploitasi


Tanpa disadari ketika kami menunggu kapal pengangkut, kami melihat puluhan buruh perempuan itu membawa semen dinaikkan kapal angkutan, buruh-buruh itu ada yang sambil menggendong anaknya di punggung yang diatas kepala itu ada semen yang diangkutnya naik ke atas kapal. Sungguh pemandangan yang ironis, saya terus terang sangat terharu melihat sosok Ibu yang harus bekerja sambil menggendong anaknya yang masih kecil, jiwa Ibu yang terus bekerja dalam kerasnya kehidupan, Ya sosok Ibu yang sangat luar biasa.
Yang menjadi pertanyaan saya mengapa harus perempuan yang bekerja untuk pekerjaan berat ini?, salah satu guide kami menjelaskan bahwa rata-rata perempuan disini disebut 'jamal' alias janda malaysia, karena suami mereka rata-rata merantau menjadi TKI ke Malaysia. Dan untuk mencukupi kebutuhan hidup tidak cukup jika hanya mengandalkan gaji suami mereka.
Kemudian mengapa tenaga laki-laki jarang terlihat dalam pekerjaan ini? Dijelaskan lagi bahwa untuk buruh perempuan upahnya lebih murah dari pada buruh laki-laki, dan untuk menghemat biaya operasional para investor bisa ditekan dengan adanya upah buruh yang lebih murah, karena rata-rata perempuan desa ini tidak ada pilihan lain selain menjadi buruh di desa mereka sendiri. Sedangkan investor tentunya mencari cost yang murah untuk pembangunan wisata di Lombok ini. Tanah mereka di beli dengan murah oleh investor dan tenaga mereka dihargai lebih murah sebagai buruh.
Miris melihat realita ini, berencana wisata alam yang indah di Lombok, tapi malah dihadapkan realita yang sangat tidak indah, ya eksploitasi buruh perempuan terjadi di tanah ini. Lengkap dengan turis mancanegara yang penuh hura-hura diatas tangisan Ibu-ibu buruh angkut. Dengan gencarnya promosi wisata alam yang eksotis dari pemerintahan daerah "You can find Bali in Lombok, But you can't find Lombok in Bali". Bagaimana pun saya tidak bisa membayangkan rasanya bekerja dipanasnya matahari, mengakut barang material berat, dan disebelahnya para turis berteriak habagia, snorkling, hura-hura, dan berjemur. Andai saya yang jadi buruh itu tentu sangat sakit hati. Apalagi usia buruh itu rata-rata sudah tua, tidak berotot, dan perempuan.
Kesempatan untuk investasi disini sangat tepat sekali, dengan alam yang indah, masih jarang pesaing, wisata murah, upah pekerja murah, dan banyak tanah dijual untuk bisnis wisata alam yang eksotis. Selamat hari Buruh se-Dunia.
Narmada Lombok, 1 Mei 2016

Buku ASWAJA karya K.H. Tholhah Hasan dan MADARIJ karya R.K.H. Bashori Alwi


Sudahkah baca buku revisi dari Prof. Dr. K.H. Tholhah Hasan berjudul "Ahlussunah Wal - Jama'ah: Dalam persepsi dan tradisi NU" buku ini sudah menyebar diseluruh Nusantara dan hasil dari Sang Pendidik di desa kami Singosari Malang.
Beliau ada karya salah satu buku yang sudah direvisi dan naik cetak beberapa kali. Buku ini adalah bacaan yang dianjurkan untuk masyarakat sekitar Singosari dan para guru di YP Al Maarif. Sangat saya rekomendasikan buku ini. Jangan mengaku warga Singosari jika belum tahu karya ini. Karena buku ini adalah hasil kerja keras pemikiran Beliau bertahun-tahun. Bagaimana ASWAJA kita? Permasalahan terkait ASWAJA dalam masyarakat? Kebingungan masyarakat akan berbagai macam aliran, dan hal-hal yang sudah beliau sampaikan dalam setiap ceramahnya ada dalam buku ini.
Selain itu ada lagi Tokoh seperjuangan Beliau, yaitu Romo K.H. M. Bashori Alwi Pengasuh Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) yang memiliki karya paling fenomenal yaitu kitab "Madarij Durus Al Arobiyah" dan puluhan karya lainnya yang sudah menyebar dan diterapkan di berbagai kalangan. Dan pada tahun ini juga kitab "Bil Qolam" semakin luas menyebar seluruh nusantara.
Jika kita yang tinggal dan hidup di Singosari, menghirup udara nafas di Singosari, serta lahir dari Singosari tidak pernah mengenal karya tersebut, maka ibarat gajah di depan mata tak tampak dan semut di seberang lautan nampak. Mungkin sangat sibuknya kita akan urusan dunia, urusan perut, urusan ini-itu, dan akhirnya tidak pernah tahu jika ada hal pokok yang seharusnya lebih diketahui lebih dahulu dari pada urusan yang lain.
Jika tidak percaya, silahkan baca dan pelajari karya-karya Beliau. Saya jamin para pembaca yang budiman tidak akan pernah menyesal mempelajarinya. Mengapa? Karena ilmu-ilmu itu langsung bisa diterapkan secara kongkrit pada kehidupan, memahami konflik agama yang terjadi, mempelajari cara membaca Qur'an bagi anak-anak kita kelak (bagi yang belum memiliki anak), atau jika kita sebagai orang tua tahu mengenai tanggung jawab sebagai orang tua. Yaitu mendidik anak kita sebaik-baik mungkin, dan orang tua adalah contoh bagi anak-anaknya. Wallahua'lam.
Jombang, 6 April 2016

Kantin Kejujuran Al Ishlahiyah

ini adalah salah satu cara kami untuk membentuk kejujuran santri.