Monday 16 May 2016

Lombok sebuah surga wisata dan surga eksploitasi


Tanpa disadari ketika kami menunggu kapal pengangkut, kami melihat puluhan buruh perempuan itu membawa semen dinaikkan kapal angkutan, buruh-buruh itu ada yang sambil menggendong anaknya di punggung yang diatas kepala itu ada semen yang diangkutnya naik ke atas kapal. Sungguh pemandangan yang ironis, saya terus terang sangat terharu melihat sosok Ibu yang harus bekerja sambil menggendong anaknya yang masih kecil, jiwa Ibu yang terus bekerja dalam kerasnya kehidupan, Ya sosok Ibu yang sangat luar biasa.
Yang menjadi pertanyaan saya mengapa harus perempuan yang bekerja untuk pekerjaan berat ini?, salah satu guide kami menjelaskan bahwa rata-rata perempuan disini disebut 'jamal' alias janda malaysia, karena suami mereka rata-rata merantau menjadi TKI ke Malaysia. Dan untuk mencukupi kebutuhan hidup tidak cukup jika hanya mengandalkan gaji suami mereka.
Kemudian mengapa tenaga laki-laki jarang terlihat dalam pekerjaan ini? Dijelaskan lagi bahwa untuk buruh perempuan upahnya lebih murah dari pada buruh laki-laki, dan untuk menghemat biaya operasional para investor bisa ditekan dengan adanya upah buruh yang lebih murah, karena rata-rata perempuan desa ini tidak ada pilihan lain selain menjadi buruh di desa mereka sendiri. Sedangkan investor tentunya mencari cost yang murah untuk pembangunan wisata di Lombok ini. Tanah mereka di beli dengan murah oleh investor dan tenaga mereka dihargai lebih murah sebagai buruh.
Miris melihat realita ini, berencana wisata alam yang indah di Lombok, tapi malah dihadapkan realita yang sangat tidak indah, ya eksploitasi buruh perempuan terjadi di tanah ini. Lengkap dengan turis mancanegara yang penuh hura-hura diatas tangisan Ibu-ibu buruh angkut. Dengan gencarnya promosi wisata alam yang eksotis dari pemerintahan daerah "You can find Bali in Lombok, But you can't find Lombok in Bali". Bagaimana pun saya tidak bisa membayangkan rasanya bekerja dipanasnya matahari, mengakut barang material berat, dan disebelahnya para turis berteriak habagia, snorkling, hura-hura, dan berjemur. Andai saya yang jadi buruh itu tentu sangat sakit hati. Apalagi usia buruh itu rata-rata sudah tua, tidak berotot, dan perempuan.
Kesempatan untuk investasi disini sangat tepat sekali, dengan alam yang indah, masih jarang pesaing, wisata murah, upah pekerja murah, dan banyak tanah dijual untuk bisnis wisata alam yang eksotis. Selamat hari Buruh se-Dunia.
Narmada Lombok, 1 Mei 2016

No comments:

Post a Comment

Kantin Kejujuran Al Ishlahiyah

ini adalah salah satu cara kami untuk membentuk kejujuran santri.